Minggu, 01 Februari 2015

Turunnya Harga Minyak


Baru-baru ini terdapat kabar bahwa harga minyak dunia turun karena produksi yang melimpah dan menyebabkan penghasilan negara juga ikut mengalami penurunan. Untuk beritanya bisa dibaca disini berita minyak. Sebenarnya, produksi minyak yang melimpah ini baik atau tidak? Sebagai energi tak terbarukan, produksi minyak yang melimpah pastinya menguntungkan karena kita tidak perlu khawatir lagi akan kurangnya minyak bumi sebagai bahan bakar. Namun kita sebagai negara berkembang yang belum bisa mengontrol ekonomi dunia *boro2 ngontrol* dan anggaplah produksi minyak kita mungkin belum sebanyak negara OPEC, akan mengalami kerugian karena turunnya devisa negara. Terlebih lagi negara kita ini masih banyak bergantung pada energi minyak bumi meskipun energi alternative lain sudah ditemukan. 

Yang menjadi penasaran adalah, mengapa produksi minyak bumi melimpah baru-baru ini? Ya tentu saja dikarenakan adanya penemuan reservoir minyak baru sehingga produksi meningkat atau karena teknologi sekarang ini yang canggih seperti penggunaan metoda EOR ataupun stimulasi reservoir yang dapat meningkatkan produksi minyak. Tapi, adakah yang berpikir lebih jauh dari itu? Seperti mungkin saja kini minyak bisa menjadi bahan yang sintesis. Bayangkan saja apa jadinya jika minyak yang tadinya energi tak terbarukan menjadi energi yang terbarukan. Harga minyak dunia akan turun drastis dan kemungkinan akan terjadi economic shock *atau apapun lah namanya* di beberapa negara. Bagi negara yang mempunyai kekuasaan dalam mengembangkan minyak sintesis *anggaplah seperti itu* pastinya juga akan merahasiakan kemampuan mereka tersebut. Kenapa? Karena jika minyak menjadi energi yang terbarukan, maka seperti sudah dijelaskan harga pasaran minyak yang tadinya tinggi akan merosot jauh dan tentunya akan merugikan investor-investor minyak dunia. Oleh karena itu, sebisa mungkin negara yang mempunyai kekuasaan dalam mengembangkan minyak sintesis juga membatasi produksi minyak yang melimpah untuk menghasilkan keuntungan yang besar. Itu jika kita berbicara tentang negara adikuasa. Bagaimana dengan negara berkembang seperti kita? Dalam memproduksi minyak dalam negeri saja kita masih butuh teknologi asing dengan modal yang tidak sedikit, apalagi harus bersaing dengan minyak sintesis yang mungkin hanya bisa diproduksi oleh negara adikuasa tersebut? Ekonomi negara berkembang yang masih bergantung pada energi minyak bumi ini akan terpuruk. Tapi after all ini cuma berandai-andai saja mungkin seperti itu, mungkin akan terjadi seperti itu, atau mungkin tidak akan terjadi sama sekali.

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

So many things to see and do in this world! Lead the life I love!

Today is the Day

Ola!

Total Tayangan Halaman